Orang bisa memperoleh penyakit menular dari berbagai tempat selama hidup mereka, salah satunya adalah rumah sakit. Lingkungan rumah sakit, meskipun terlihat bersih dan steril, dapat membawa ancaman diam berupa virus, kuman, serta bakteri infeksius. Infeksi yang didapat di rumah sakit dikenal sebagai Infeksi Nosokomial atau Healthcare Associated Infections (HAIs).
HAIs adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas, dan mereka memberikan tantangan bagi dokter. Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi tertular HAI seperti bayi, anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi medis, dan mereka yang memiliki kekebalan yang rusak, dibandingkan dengan orang lain. Anak kecil, misalnya, cenderung mudah tertular dan menyebarkan infeksi karena mereka cenderung memasukkan benda atau jari ke dalam mulut. Beberapa gejala yang dapat dialami oleh anak-anak ini mungkin termasuk demam, batuk dan pilek, serta diare. Orang mungkin tidak menyadari hal ini, namun masih cukup banyak orang tua yang membawa serta anaknya selama kunjungan atau perawatan di rumah sakit. Ketika perawatan medis menjadi lebih kompleks dan resistensi antibiotik meningkat, kasus HAIs akan tumbuh. Kabar baiknya adalah bahwa HAIs dapat dicegah dan dikurangi dalam banyak situasi perawatan kesehatan.
Dengan mengikuti prosedur dan kebijakan pengendalian infeksi, rumah sakit dan stafnya harus mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari penyebaran infeksi ini. Salah satunya dengan melakukan Early Parenting Education bagi pengunjung rumah sakit. Rumah sakit dapat menyarankan orang tua untuk tidak membawa anak di bawah 13 tahun untuk mengunjungi pasien yang dirawat, karena sistem kekebalan mereka yang belum matang, dibandingkan dengan orang dewasa. Memasang rambu-rambu yang menyarankan pengunjung untuk memakai masker setiap saat selama kunjungan ke rumah sakit, adalah tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan rumah sakit untuk mengurangi penyebaran infeksi nosokomial.
Tentu saja, bentuk standar pencegahan infeksi yang terkenal harus tetap menjadi prioritas rumah sakit: cuci tangan terus-menerus; peralatan sterilisasi; membersihkan permukaan ruang operasi dan pembersihan menyeluruh di malam hari. Selain itu, dokter tidak diperbolehkan memasuki ruang operasi (OR) dengan menggunakan scrub yang sama dengan yang mereka pakai di luar ruang operasi. Pelarangan ponsel, perhiasan, serta dasi, juga merupakan beberapa tindakan standar untuk mencegah penyebaran mikroba di OR.
Di Inggris, tingkat infeksi telah turun tajam. Dr. Mark Wilcox, Kepala Mikrobiologi Medis di Rumah Sakit Pendidikan Leeds dan Kepala gugus tugas C. difficile untuk Kesehatan Masyarakat Inggris, mengaitkan keberhasilan sebagian dengan memiliki sistem kesehatan tunggal yang terkoordinasi untuk seluruh negeri. Menurut Dr. Wilcox, rumah sakit “terobsesi” dengan kebersihan tangan. Namun, untuk melakukan pekerjaan pembersihan terbaik, petugas kesehatan harus "telanjang di bawah siku", tanpa jam tangan di pergelangan tangan. Jas lab, selain membuat dokter terlihat profesional, juga dilarang, karena dapat memoles pasien dan memindahkan bakteri dari satu pasien ke pasien berikutnya.
Dengan mempromosikan dan melakukan tindakan pencegahan tersebut, institusi dan praktisi kesehatan bahu-membahu mengurangi penyebaran infeksi kepada pengunjung dan pasien rumah sakit, terutama anak-anak. Orang tua juga memainkan peran utama dalam tindakan ini untuk membantu mencegah penyebaran infeksi nosokomial kepada anak-anak mereka dan diri mereka sendiri.
Referensi:
https://well.blogs.nytimes.com/2016/05/11/picking-up-an-infection-in-the-hospital/ https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/infections-in-hospital-reduce-the-risk https://www.thechildren.com/health-info/conditions-and-illnesses/preventing-spread-infection-hospital-it-your-hands