icon

Peringatan Hari Kesehatan Nasional

Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati pada tanggal 12 November setiap tahun merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk berfokus membangun diri, keluarga, masyarakat dan negara, khususnya di bidang pembangunan kesehatan.
Articles
23 November 2016
Country(s)
iconicon

Pada upacara peringatan  HKN ke-52 tahun 2016 yang bertema "Indonesia Cinta Sehat" dengan sub tema "Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat" tersebut, Menkes mengucapkan Selamat Hari Kesehatan Nasional Ke-52 kepada segenap jajaran kesehatan, para pemangku kepentingan, mitra kesehatan dan seluruh elemen masyarakat yang telah melaksanakan pengabdian dalam bidang kesehatan.

Dalam sambutannya menkes menerangkan bahwa tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali.

Data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yaitu Stroke menduduki peringkat pertama. Padahal tiga puluh tahun lalu, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini ditengarai disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat.

Pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.

Di samping itu, pembelajaran di era jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke. Terlebih, pelayanan kesehatan peserta JKN masih didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara.

Pentingnya perubahan pola hidup masyarakat ke arah yang lebih sehat, mendasari program prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 20152019 dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang dalam penyelenggaraannya memiliki 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga, yaitu:

(1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

(2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

(3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

(4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;

(5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;

(6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;

(7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

(8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;

(9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok;

(10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

(11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan

(12) Keluarga menggunakan jamban sehat.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan secara bertahap dengan target pada akhir tahun 2019, seluruh Puskesmas di Indonesia telah dapat melaksanakannya. Tahun 2018, Kemenkes memfokuskan pada sembilan provinsi prioritas, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Berdasar pengalaman dari sembilan Provinsi prioritas tersebut, akan menggerakkan provinsi lain untuk melaksanakan di wilayahnya.

Seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, akan diluncurkan pula Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yakni suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

GERMAS bertujuan agar masyarakat berperilaku sehat. Kondisi yang sehat akan meningkatkan produktivitas masyarakat dan menurunkan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat. GERMAS dilakukan dengan kegiatan: Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan dan Menggunakan jamban

Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.Artinya, keluarga-keluarga yang sehat dapat dengan mudah menciptakan masyarakat yang sehat, bahkan bangsa yang kuat, tutur Menkes.

GERMAS membutuhkan dukungan seluruh lapisan masyarakat, lintas kementerian dan lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama berkontribusi menciptakan gerakan masyarakat hidup sehat. Guna menyuarakan hal tersebut. GERMAS rencananya akan diluncurkan pada 15 November 2016 mendatang.

See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/16111400001/menkes-kesehatan-harus-dijaga-melalui-gaya-hidup-sehat-dan-ikut-jkn-.html

What to read next


Celebrating World Environment Day
05 June 2023
Celebrating World Environment Day
World Environment Day 2023 accentuates "Ecosystem Restoration" as its theme, urging actions to repai...
World Blood Donor Day
16 June 2022
World Blood Donor Day
Every 14th of June, World Blood Donor Day (WBDD) is celebrated around the world to celebrate all blo...
World No Tobacco Day 2022
01 June 2022
World No Tobacco Day 2022
World No Tobacco Day is commemorated every 31 May to fight the negative effects of tobacco.